Banyak yg mengaitkan kemuliaan yg Allah berikan pada hamba-Nya dengan harta, seolah-olah ketika Allah ridha dengan seseorang, maka Allah akan kayakan dia, dan bila dia miskin artinya Allah tidak ridha
Padahal itu anggapan yg salah besar, dan tentu saja tidak berdasar
Dalam pandangan Al-Quran, harta itu adalah ujian (bala), baik kekurangan harta ataukah kelebihan harta, kesemuanya adalah ujian dari Allah Swt
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya
Padahal itu anggapan yg salah besar, dan tentu saja tidak berdasar
Dalam pandangan Al-Quran, harta itu adalah ujian (bala), baik kekurangan harta ataukah kelebihan harta, kesemuanya adalah ujian dari Allah Swt
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya
maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku" - QS Al-Fajr: 15-16
Tapi bila kita lihat lebih dalam lagi, kefakiran memang mendekatkan pada kekufuran, hanya saya secara pribadi melihat lebih banyak yg lulus bila dihadapkan pada ujian kekurangan harta
Malah banyak yg menemukan Allah, dekat pada Allah saat diuji kekurangan harta, karena dia merasa tak ada yg dapat menolongnya kecuali Allah, hanya Allah yg bisa memberinya rezeki
Tapi tidak banyak yg lulus dari ujian kelebihan materi, dengan ujian kelapangan yg Allah berikan di dunia. Entah dia berubah sombong, tidak bersyukur, menjadi cinta dunia, dan sebagainya
Allah bisa jadi memuliakan hamba-Nya dengan harta dan menghinakannya dengan kefakiran, tapi bisa jadi Allah juga memuliakan hamba-Nya dengan kefakiran dan menghinakannya dengan harta
Pertanyaannya adalah, apa yg kita lakukan saat kita kekurangan dan kelebihan harta? Taatkah atau maksiatkah? Itu yang jadi jawaban, apakah kita lulus ujian ataukah tidak
Dan bagi yang lulus ujian, maka keadaan seperti apapun, tidak akan menjauhkannya dari Allah, justru membuatnya bertambah dekat dan bertambah mesra.
Tapi bila kita lihat lebih dalam lagi, kefakiran memang mendekatkan pada kekufuran, hanya saya secara pribadi melihat lebih banyak yg lulus bila dihadapkan pada ujian kekurangan harta
Malah banyak yg menemukan Allah, dekat pada Allah saat diuji kekurangan harta, karena dia merasa tak ada yg dapat menolongnya kecuali Allah, hanya Allah yg bisa memberinya rezeki
Tapi tidak banyak yg lulus dari ujian kelebihan materi, dengan ujian kelapangan yg Allah berikan di dunia. Entah dia berubah sombong, tidak bersyukur, menjadi cinta dunia, dan sebagainya
Allah bisa jadi memuliakan hamba-Nya dengan harta dan menghinakannya dengan kefakiran, tapi bisa jadi Allah juga memuliakan hamba-Nya dengan kefakiran dan menghinakannya dengan harta
Pertanyaannya adalah, apa yg kita lakukan saat kita kekurangan dan kelebihan harta? Taatkah atau maksiatkah? Itu yang jadi jawaban, apakah kita lulus ujian ataukah tidak
Dan bagi yang lulus ujian, maka keadaan seperti apapun, tidak akan menjauhkannya dari Allah, justru membuatnya bertambah dekat dan bertambah mesra.
[informasiterupdate]