PIHAK
INDOMARET HARUS MENGUBAH MANAJEMENNYA , INI SALAH SATU CURAHAN HATI
DARI TEMAN FB SAYA 'JENDRAL NASUTION'' BERIKUT ANALISA HIPNOTIS ALA
INDOMARET
Selama ini, saya hanya mendengar atau membaca atau mendengar saja berita-berita yang katanya banyak penipuan atau yang aneh-aneh saat belanja di minimarket berinisial ; Indomaret, Alfamart, Yomart, SBMart, dan sejenisnya.
Selama ini, saya hanya mendengar atau membaca atau mendengar saja berita-berita yang katanya banyak penipuan atau yang aneh-aneh saat belanja di minimarket berinisial ; Indomaret, Alfamart, Yomart, SBMart, dan sejenisnya.
Eh, itu bukan inisial ya? Eh..maaf. Kalau kita tanya ke
profesor gugel, dengan mengetik "Penipuan Indomaret" atau sejenisnya,
kita akan temukan banyak berita seputar itu.
Entah benar atau salah.
Saya tak terlalu percaya berita atau kabar burung.
Apalagi burung zaman
sekarang, sudah banyak yang tak jujur. Jadi saya memilih menonton saja.
Seperti yang telah saya katakan, saya adalah pelanggan setia Indomaret
dan minimarket sejenisnya (jadi tak setia sebenarnya ya?), karena ya
lebih nyaman belanja bisa memilih leluasa, lebih mudah dijangkau karena
dekat dari rumah dll.
Tapi tadi pagi, Selasa (18/3), ceritanya saya
mengantarkan anak ke sekolah. Di perjalanan menuju ke sekolah, saya
mampir ke salah satu gerai Indomaret di daerah Sadang Serang, kota
Bandung, untuk beli bekal anak di sekolah.
Ceritanya saya cuma mau beli
keju cake 2pcs, harganya @Rp.1.450. Beli dua kan cuma Rp.2.900.
Sementara uang saya 1 lembar Rp.100ribu. Karena nggak enak belanja cuma
segitu tapi duitnya segede gitu, akhirnya saya cari barang lain yang
kira-kira saya butuhkan. Keliling punya keliling, akhirnya saya jatuhkan
pilihan untuk membeli Pampers ukuran M, isi 22pcs. Di rak tertulis
harganya Rp.32.550.
Seingat saya memang segitu harganya. Di tempat lain
pun segitu harganya. Saya ambil lah itu pampers, untuk stok pampers di
rumah karena punya bayi. "Lumayan lah, nggak terlalu sedikit
belanjanya..." pikir saya. Bergeraklah saya ke kasir dengan tergesa.
Karena sebenarnya saya buru-buru, anak sudah telat masuk sekolah. Di
kasir saya serahkan belanjaan & uang Rp.100ribu. Total belanjaan
saya berarti Rp.32.550 + Rp.2.900 = Rp.35.450. Karena uang saya
Rp.100.000 berarti seharusnya kembaliannya; Rp.100.000 - Rp.35.450 =
Rp.64.550.Dibulatkan jadi Rp.64.500 lah. Sejujurnya, saya nggak
menghitung kembalian. Bodoh sekali saya! Jadi saya keluar saja langsung.
Sambil jalan keluar, entah kenapa, Early Warning System (semacam alarm
yang saya pasang) di kepala saya bunyi-bunyi, "tidit..tidit" . Lalu
pikiran saya memerintahkan tangan saya untuk mengambil struk belanjaan
yang sudah saya masukkan ke saku, lalu membacanya. Hupp! Ini dia biang
keroknya! Di struk belanjaan, kenapa harga pampers ukuran M, isi 22pcs
tertulis Rp.36.900 ?
Bukankah di rak toko terpampang
harga Rp.32.550 ? Saya langsung kembali masuk ke toko. Menemui kasirnya,
dan bilang, "mbak..ini harga yang benar yang mana? Di struk 36ribu, di
rak 32ribu!" sambil tangan saya menunjuk ke struk dan rak. Dengan pasang
wajah orang batak yang siap memakan orang. "Mana struknya pak?" saya
berikan struknya. Dia mengambil lalu berjalan ke arah rak. "Kalau bukan
32ribu, saya nggak jadi beli!" sambung saya. Saya semakin siap makan
orang. Tanpa komentar apapun, si mbak kasir langsung menarik kertas
harga di rak, menyimpannya, lalu kembali ke kasir, ketak-ketik
sesuatu, "Harganya sudah berubah per tanggal 11 Maret..." katanya. Lalu
si mbak mengembalikan uang saya. Tanpamengucapkan kata maaf
ataupun terima kasih. Yang jadi perhatian saya adalah : "Harganya
berubah per tanggal 11 Maret..." Saya sangat yakin nggak salah dengar
kok. Mbak kasir memang menyebut tanggal 11 Maret. Yang jadi
masalahnya; hari ini adalah tanggal 18 maret! Dengan kata lain, kertas
harga bertuliskan Rp.32.550 di rak itu sudah 1 minggu nongkrong di rak !
Pertanyaannya :
a) 11 Maret ke 18 Maret itu 1 minggu kan? saya nggak
salah ngitung kan? Kenapa bisa begitu ya? Karena jeleknya manajemen,
atau.....?
b) Menurut anda, ada berapa banyak pembeli seperti saya yang
menyadari, bahwa harga di rak, tidak sama dengan harga yang ada di
struk/ di data base kasir ? Atau yang menyadari, bahwa harga yang mereka
bayar, lebih mahal Rp.4.350 dari harga seharusnya!
c) Kemungkinan besar
tak ada yang menyadari. Kalaupun ada yang menyadari, dan komplain
seperti yang saya lakukan, kenapa harga di rak tak diubah dengan harga
yang benar?
d) Bila Ada 10 orang saja dalam 1 minggu membeli pampers
itu, berarti Indomaret untung Rp.43.500. Itu hanya dari pampers, belum
produk lain yang mungkin punya "pola" yang sama.
Kalau ada 10 item saja
yang begitu dengan nominal yang kita anggap saja sama, bukankah
keuntungan Indomaret dari "selisih" itu sudah Rp.430.500 dalam 1 minggu?
Syedaaapp sekali bukan? Karena penasaran, pagi tadi saya inspeksi
*tsaaaah* ke beberapa Indomaret selain Indomaret Sadang Serang tempat
saya belanja itu. Saya ke Indomaret Cimuncang, Indomaret Bojongkoneng,
Indomaret Cikutra 2, Indomaret Cikutra Barat, dan Indomaret Tubagus.
Hasilnya? Sebagian besar sudah memajang harga pampers yang apdet
yaitu Rp.36.900.Kecuali di Indomaret Cikutra 2. Harga yang dipajang
masih Rp.32.550.
Nah, apa hubungannya dengan kata hipnotis seperti yang saya tulis di judul? Seperti yang kita tahu, bahwa hipnotis (atau sebagai praktisi saya lebih nyaman menggunakan kata yang benar ; hipnosis. Tapi karena sebagian besar kita lebih akrab dengan hipnotis, saya akan gunakan kata hipnotis) adalah bahasan seputar FOKUS. Jika anda fokus ke sesuatu, atau tak fokus ke sesuatu, maka anda berpotensi mengalami peristiwa hipnotis, dengan (non alamiah) atau tanpa campur tangan orang lain (alamiah). Misal, anda sedang buru-buru, lalu mencari hape di meja, bolak-balik dicari tak juga ketemu. Padahal hape itu ada di depan mata, sedang duduk manis di atas meja. Tapi kita tak melihatnya sama sekali. Ini hipnotis alamiah yang di kalangan tukang hipnotis macam saya dikenal dengan istilah "negative visual hallucination". Yang saya alami tadi pagi di Indomaret pun sebenarnya sama saja. Andai, Early Warning System di kepala saya tak berbunyi, maka saya pasti telah membayar harga pampers Rp.36.900 itu. Kenapa? karena pada dasarnya, saya termasuk orang yang jarang sekali memeriksa struk belanjaan. Apalagi uang saya cukup besar, sehingga akan malas sekali saya menghitung kembalian. Ditambah lagi, matematika saya sangat payah, sehingga butuh berpikir lebih lama untuk menghitung. Ditambah lagi, pagi tadi sebenarnya saya sangat buru-buru karena anak saya sudah terlambat sekolah. Kira-kira, ada berapa banyak orang yang kondisinya sama seperti saya ; malas menghitung kembalian, malas memeriksa struk, dan sedang sangat buru-buru? Karena, kondisi semacam inilah yang membuat efek "negative visual hallucination" terjadi. Dimana, si pembeli merasa telah mengeluarkan uang sesuai dengan harga yang terpajang di rak barang, namun sesungguhnya pembeli tak menyadari telah membayar lebih mahal dari seharusnya! Tahu-tahu sampai di rumah dia bingung sendiri, "perasaan tadi duit ada sekian...kok tinggal segini ya?"
Epilog
Semoga saja ini adalah kelemahan
manajemen atau cerita human error dari Indomaret. Dan bukan karena
disengaja. Saya mohon maaf kalau tulisan ini menyinggung. Itu memang
disengaja :D. Saya tak tertarik menggunakan nama samaran, atau
menggunakan kata dengan bintang seperti; Indomar*et. Ya, supaya semua
bisa lebih berhati-hati. Indomaret bisa lebih berhati-hati dalam
mengelola bisnisnya, agar tak ada yang dirugikan. Agar Indomaret bisa
lebih memperhatikan kualitas SDMnya. Kalau perlu trainer SDM, bisa
hubungi saya...#eh Dan para pembeli bisa lebih berhati-hati, aware &
lebih cerdas berbelanja, siapa tahu memang ada mini market yang memang
dengan sengaja membuat efek hipnotis seperti yang saya jelaskan diatas!
Waspadalah..
Waspadalah!
Sumber selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andrhechesa/hati2-hipnotis-ala-indo-maret_54f80db5a3331175618b4a1c
Sumber selengkapnya : http://www.kompasiana.com/andrhechesa/hati2-hipnotis-ala-indo-maret_54f80db5a3331175618b4a1c