“Dia itu punya karakter yang beda banget sama aku, tetapi karena itu karakter kami jadi saling melengkapi.”
“Dia itu humoris dan selalu bisa buat aku senang, pokoknya dia bisa melengkapi hari-hari aku.”
Seringkali kalimat di atas dilontarkan oleh orang yang sedang jatuh cinta. Kata-kata seperti dia melengkapiku menjadi
lumrah ketika orang sedang jatuh cinta dan tergila-gila dengan
pasangannya. Namun sadarkah kita bahwa ketika kita sendiri dan tanpa
pasangan, kita juga mampu melengkapi diri kita sendiri.
Ketika kita sendiri, tanpa sadar karakter
mandiri kita terbentuk. Dan sering kali tanpa sadar kita tahu kita mampu
melakukan banyak hal secara mandiri bahkan ketika kita sedang
berpasangan. Lantas benarkah kita membutuhkan orang yang mampu
melengkapi karakter dan keseharian kita? Atau karakter seperti apakah
yang kita butuhkan untuk menjadi pasangan kita?
Dia yang menerima penampilan terjelek dan terburukmu.
Bagi dia muka berjerawat dan berminyakmu
hanyalah penampilan luar yang menutupi wajah cantikmu. Penampilan fisik
tidak menjadi masalah ketika hati kalian saling tertaut. Karena dia
tahu, wajahmu bukan aset masa depan yang ingin ia investasikan. Namun
senyum tulus yang meluluhkan hatinya menjadi aset yang senantiasa ingin
ia miliki hingga waktu memisahkan kalian. Jangankan wajah berjerawatmu,
muka bangun tidurmu yang ngga banget menjadi alasannya untuk segera
meresmikan status kalian.
Dia yang menerima sifat pemarah dan sensitifmu.
Ketika jatuh cinta dan memiliki pasangan,
seorang wanita cenderung lebih sensitif dari sifat normalnya. Bahkan dia
yang dulunya tidak pernah marah, dapat menjadi pemarah karena cinta
mengubah rasio hormon dalam tubuhnya.
Namun bagi dia yang mencintai dan
menerimamu apa adanya, sifatmu yang kadang membuatnya jengkel itu
merupakan alasan baginya untuk terus bertahan. Karena ia tahu, sifat
terburukmu itu biasanya muncul karena kesalahannya dan yakin bahwa
selalu ada alasan dibalik kemarahanmu
Dia yang tidak hanya menerima dirimu adanya, namun juga menerima keluargamu dari segala sisi.
Dalam kasus manusia, hidup berpasangan
tidak hanya melibatkan dua insan yang sedang jatuh cinta tetapi juga
melibatkan dua keluarga. Bukan melulu tentang karakter kalian berdua dan
apa yang telah kalian lalui bersama. Berpasangan menuntutmu untuk
terlibat dengan keluarga masing-masing. Oleh karena itu, dia yang
menerima keluargamu dan latar belakangnya layak untuk kamu perjuangkan.
Dia yang mampu berinteraksi dengan baik
dengan ayah, ibu, bahkan kakak dan adikmu adalah dia yang mau berusaha
untuk terlibat dalam kehidupanmu. Dia tahu bahwa memilihmu untuk menjadi
pasangannya berarti menerima baik buruknya keluarga dimana engkau telah
dilahirkan dan dibesarkan.
Melengkapi tidak berarti dia menerimamu
adanya, namun ketika dia menerimamu adanya yakinlah bahwa kalian telah
saling melengkapi satu sama lain.
[https://life.idntimes.com/relationship/rosi-oktavia-purba]