Berjalan-jalan ke Kabupaten Alor-Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak
komplit rasa-rasanya apabila belum bertandang ke bebrapa situs tua yang
ada di Alor. Situs-situs tua itu umpamanya, Al Quran yang terbuat dari
kulit kayu, masjid peninggalan sebagian era silam yang ada di Desa
Lerabaing, sampai beragam artefak masuknya Islam di Kabupaten Alor. Yang
paling mengesankan yaitu Al quran yang terbuat dari kulit kayu serta
masjid tua di desa Lerabaing.
Konon menurut cerita orangtua setempat, Al quran yang di buat dari kulit
kayu dengan tulisan tangan itu, yaitu peninggalan kesultanan Tarnate
saat mereka membawa Islam masuk ke Kabupaten Alor sekitaran th. 1519
masehi. Sekarang ini Al Quran itu disimpan oleh Saleh Panggo Gogo yang
disebut generasi ke-13 keturunan Iang Gogo dari kesultanan Tarnate.
Sekian juga masjid tua yang disebut pusat dakwah beberapa pembawa syiar
saat mereka membawa masuk mission Islam di Kabupaten Alor. Sampai
sekarang ini masjid tua itu masihlah dipakai sebagai tempat beribadah.
Masjid tua yang masihlah berdiri kokoh itu di bangun dengan arsitektur
khas Tranate pada th. 1633 masehi. Takjubnya, masjid yang di bangun itu
tidak memakai peralatan modern. Pada satu tiang serta tiang bangunan
yang lain disambung dengan tak memakai paku atau pen kayu. Pada satu
tiang serta tiang yang lain cuma sama-sama mengait. Biarpun sekian,
masjid tua yang di bangun pada th. 1633 masehi itu tidak pernah rubuh
oleh terpaan angin serta badai sampai hari ini.
Dengan cara sosiologis, dampak masuknya agama Islam dari Tarnate
mengakibatkan masyarakat di pesisir Kabupaten Alor bermayoritas muslim.
Konon beberapa pembawa syiar Islam itu masuk ke Alor dengan jalur
perdagangan, hingga sebaran masyarakat muslim semakin banyak ada di
daerah pesisir. Beda perihal dengan orang-orang di pedalaman yang
sebagian besar Kristen. Penyebaran Agama Kristen di Alor lewat
missionaris Kristen dari Belanda pada th. 1908.
Beberapa missionaris Belanda ini datang sesudah masuknya dampak Islam
dari Tarnate di daerah pantai. Olehnya itu populasi masyarakat yang
beragama Kristen semakin banyak di daerah pedalaman, walau pada
masyarakat pesisir serta pedalaman masihlah terikat oleh jalinan darah
serta kebiasaan. Dari sebagian sumber yang terhimpun, berdasar pada
usianya, peninggalan Al quran yang ada di Alor ini adalah Al quran
tertua di Asia.
Pada Festival Legu Gam di Tarnate pada th. 2011, Al quran tertua ini
dihadirkan spesial oleh Sultan Tarnate dari Alor. Berdasar pada sumber
yang saya baca, Alquran ini dibawa ke Alor Besar pada 1519 Masehi oleh
Iang Gogo yang merantau berbarengan empat saudaranya dengan misi
menebarkan Islam sampai ke Alor. Waktu itu, kitab suci ini dibawa pada
saat Kesultanan Babullah V oleh ke lima bersaudara dari Ternate dengan
memakai perahu monitor yang menurut kisah bernama Tuma Ninah yang
bermakna `Berhenti/Berkunjung Sebentar'.
Bukti riil dari masuknya Islam dari Tarnate ke Alor ini yaitu satu
diantara Pulau di Alor yang dinamakan pulau Tarnate. Sekian juga ada
satu kampung di desa Illu-Baranusa yang bernama kampung " Maloku ".
Alor, tidak saja menaruh indahnya panorama alam bawah laut nomer dua (2)
didunia sesudah laut Karabia, namun juga menaruh artefak histori serta
jejak peradaban Islam yang mempesona. Tidak komplit rasa-rasanya anda ke
NTT, apabila belum menyambangi bebrapa website tuah yang ada di
Kabupaten yang berjuluk kota Kenari itu.
[kabarislaminews]